Kaisar Romawi Pertama Sampai Terakhir

Kaisar Romawi Pertama Sampai Terakhir

Julian dan Jovian (361 – 364)

Kaisar Tunggal Terakhir (392 – 395)

Empat Kaisar Baik (96 – 180)

Struktur Kekuasaan Kaisar

Kaisar Romawi memiliki kekuasaan mutlak dalam berbagai aspek pemerintahan. Gelar resmi yang digunakan oleh seorang kaisar bervariasi sepanjang sejarah Romawi, dan sering mencerminkan kompleksitas kekuasaan yang dimilikinya:

Kaisar juga mengendalikan Senat, meskipun secara teknis merupakan badan legislatif tertinggi, kekuasaan senat secara bertahap berkurang di bawah kaisar.

Konstantinus Agung dan Kekristenan

Konstantinus Agung (306–337 M) adalah kaisar yang paling dikenal karena mengadopsi Kekristenan sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi. Pada masa pemerintahannya, Konstantinus menyatukan kembali kekaisaran yang sebelumnya terpecah dan mendirikan ibu kota baru di Bizantium, yang kemudian dikenal sebagai Konstantinopel. Keputusan Konstantinus untuk mendukung Kekristenan mengubah wajah kekaisaran dan agama dunia barat selamanya.

Warisan Kaisar Romawi

Warisan kaisar Romawi tetap hidup dalam sejarah Eropa dan dunia. Gelar "kaisar" digunakan dalam berbagai bentuk oleh penguasa lain sepanjang sejarah, seperti "Kaiser" di Jerman dan "Tsar" di Rusia, yang keduanya secara etimologis berasal dari "Caesar." Kekaisaran Romawi juga meninggalkan warisan hukum, seni, arsitektur, dan konsep pemerintahan yang terus mempengaruhi dunia modern hingga saat ini.

Berikut ini adalah daftar beberapa kaisar Romawi yang paling berpengaruh:

Romulus Augustus secara luas diakui sebagai Kaisar Romawi yang terakhir. Masa kepemimpinannya singkat, ia dianggap sebagai aib Romawi. Apa sebabnya?

Nationalgeographic.co.id - Romulus Augustus secara luas diakui sebagai Kaisar Romawi yang terakhir. Pengunduran dirinya menandai jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat. Kaisar yang masa kepemimpinannya singkat ini dianggap aib dan menjadi bahan cemoohan bangsanya. Apa sebabnya?

Namanya yang jadi bahan cemoohan

Romulus Augustus kerap menjadi sasaran banyak ejekan di masanya berkat namanya. Romulus adalah raja pertama Roma yang legendaris dan Augustus adalah kaisar pertama Romawi yang membawa banyak kebaikan.

Untuk mengejek sang kaisar, namanya sering diubah dengan tidak hormat oleh publik. Misalnya, Romulus diubah menjadi Momyllus yang artinya aib kecil. Sedangkan Augustus diubah menjadi Augustulus atau Augustus kecil (kaisar kecil). Versi terakhir inilah yang melekat padanya sepanjang sejarah, bahkan hingga kini. Banyak sejarawan yang menyebut kaisar terakhir Romawi ini dengan nama Romulus Augustulus alih-alih nama aslinya.

Benarkah Romulus Augustus adalah kaisar Romawi yang sah?

Memakai nama pendiri Roma dan kaisar pertamanya, Romulus Augustus secara luas dianggap sebagai kaisar terakhir Kekaisaran Barat. Berusia empat belas tahun pada aksesi, ia dipaksa untuk turun takhta hanya sepuluh bulan kemudian. Kisahnya identik dengan kejatuhan kekaisaran yang pernah jaya di masanya itu.

Dideklarasikan sebagai kaisar pada 31 Oktober 475 Masehi di Ravenna, ada beberapa perdebatan mengenai apakah gelar Romulus itu sah. Dia dianugerahi kekuasaan setelah kudeta militer yang diprakarsai oleh ayahnya, Jenderal Orestes. “Namun, kaisar yang digulingkan, Julius Nepos, masih hidup di pengasingan, di Dalmatia,” tulis Natasha Sheldon di laman History and Archaeology Online.

Baca Juga: Elagabalus, Kaisar Romawi yang Paling Iseng dan Penuh Lelucon

Baca Juga: Sebelas Perbuatan Paling Mesum yang Pernah Dilakukan Kaisar Romawi

Baca Juga: Mengenal Messalina, Istri Kaisar Romawi Claudius yang Hobi Selingkuh

Oleh kaisar dari kekaisaran Romawi Timur, Leo dan Zeno, Nepos diangkat menjadi kaisar Romawi Barat. Maka, meski masih dalam pengasingan, mereka terus menganggapnya sebagai kaisar. Sayangnya, Nepos memiliki sedikit dukungan di barat.

Setelah Orestes merebut kekuasaan, Nepos melarikan diri dari Italia dan senat Romawi menganggap ini sebagai bukti pengunduran dirinya. Terlepas dari dukungan Romawi Timur, Leo dan Zeno tidak menawarkan bantuan kepada Nepos untuk memulihkan namanya.

Agustus Kecil dan kemunduran Romawi

"Sayangnya, semua upaya tidak membuat Romulus menjadi kaisar yang kredibel," tambah Sheldon. Orestes memasang putranya sebagai “bonekanya”. Sebagai “kaisar boneka”, Romulus tidak membuat keputusan yang bermanfaat. Alih-alih membawa kebaikan bagi Romawi seperti kaisar yang namanya ia sandang, Romulus Augustus hanya meninggalkan jejaknya melalui beberapa koin yang dicetak.

Orang-orang sezaman juga memandang bocah itu dengan tidak hormat. Beberapa menyebutnya sebagai “Augustulus” atau Augustus kecil, menunjukkan ketidakpentingannya. Lainnya menyebut ia sebagai Momyllus atau aib kecil.

Namun “aib kecil” cocok dengan kekaisaran dan kepemimpinannya. Pengaruh Romawi telah berkurang. Saat ia memimpin, wilayah Romawi Barat membentang tidak lebih jauh dari Italia dan sebagian Galia.

Banyak pemilik tanah Romawi di luar Italia terpaksa menyerahkan tanah mereka kepada sekutu Jerman yang melanggar batas. Orestes mempertahankan kekuasaannya melalui perjanjian dengan tentara bayaran barbar yang membantunya melakukan kudeta. Dalam perjanjian itu, ia menyerahkan sebagian wilayah kepada tentara barbar. Ketika dia membatalkan tawarannya, Odovacar, salah satu perwira Jermannya, melawannya.

Dihadapkan dengan pemberontakan skala luas, Orestes mundur ke balik tembok kota Ticinum (Pavia) yang dibentengi dengan baik. Namun pemberontakan itu tidak akan berlangsung singkat. Ticinum dikepung dan Orestes dibawa ke Placentia untuk dieksekusi pada Agustus 476 Masehi.

Setelah itu, Odovacar memaksa Romulus untuk turun takhta pada tanggal 4 September 476 Masehi. Kaisar yang digulingkan itu pensiun dan diasingkan ke sebuah istana di Misenum di Campania. Tanggal kematiannya tidak diketahui. Meskipun beberapa catatan menunjukkan bahwa dia mungkin masih hidup pada tahun 507-511 Masehi.

Akhir dari Romulus Augustus ini dianggap menjadi penutup bagi Kekaisaran Romawi Barat.

78% Daratan di Bumi Jadi Gersang dan Tidak akan Pernah Basah Kembali

Dalam sejarah pemerintahan Romawi Kuno, Julius Caesar dipandang sebagai salah satu pimpinan terbaik. Sebelum tragedi pembunuhannya, ia telah mempersiapkan seseorang untuk menjadi pemimpin Romawi selanjutnya, ia adalah Octavianus Augustus.

Meski sempat diragukan kepemimpinannya, Augustus kemudian bertransformasi sebagai seorang pemimpin ulung dan menjadi sosok kaisar pertama dalam sistem pemerintahan kekaisaran Romawi. Di bawah aturannya, Romawi berhasil merengkuh banyak kemenangan dan kemajuan.

Di balik itu semua, ia pun memiliki kisah hidup yang menarik. Berikut fakta-faktanya.

Tahun Empat Kaisar (68 – 69)

Kaisar Romawi adalah gelar yang digunakan oleh penguasa Kekaisaran Romawi dari masa berdirinya oleh Augustus pada 27 SM hingga jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada tahun 476 M, dan dilanjutkan dalam Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) hingga Konstantinopel jatuh pada tahun 1453 M. Gelar ini pertama kali diperkenalkan oleh Gaius Julius Caesar, tetapi penggunaannya sebagai gelar kekaisaran dimulai oleh penerusnya, Augustus, yang dianggap sebagai kaisar pertama. Kaisar Romawi memiliki kekuasaan tertinggi dalam politik, militer, dan keagamaan Romawi.

Julius Caesar, yang berasal dari keluarga patricius, memainkan peran penting dalam peralihan Republik Romawi menjadi Kekaisaran Romawi. Pada tahun 44 SM, Caesar diangkat sebagai diktator seumur hidup, sebuah gelar yang memperkuat kekuasaannya. Namun, pembunuhan Caesar pada tahun 44 SM memicu perang saudara di Romawi yang berlangsung hingga 27 SM, ketika kemenangannya disahkan oleh Senat, menjadikannya sebagai "Princeps Senatus" atau "pemimpin pertama senat." Augustus tidak menyebut dirinya sebagai "kaisar" secara langsung, tetapi kekuasaannya diakui sebagai kekuatan de facto.

Octavianus, yang kemudian dikenal sebagai Augustus, adalah penerus Julius Caesar dan dianggap sebagai kaisar pertama Romawi. Augustus mendirikan fondasi Kekaisaran Romawi dengan mengonsolidasikan kekuasaan di tangannya, termasuk komando militer tertinggi dan hak untuk menunjuk pejabat tinggi. Pada masa pemerintahannya (27 SM–14 M), Augustus memperkenalkan reformasi dalam pemerintahan, militer, dan sistem perpajakan yang meningkatkan stabilitas dan kemakmuran Romawi, serta memulai masa yang dikenal sebagai "Pax Romana" atau "Perdamaian Romawi."

Augustus bukanlah nama lahirnya

Augustus awalnya terlahir dengan nama Gayus Octavius, tetapi ia mengubah namanya menjadi Gayus Julius Caesar Octavianus, alias Octavianus, setelah diadopsi oleh paman buyutnya.

Tujuh belas tahun kemudian, Senat menghadiahinya dengan nama Augustus, yang berarti "Yang Terhormat." dan divi filius (putra dewa) Augustus tidak pernah menyebut dirinya monarkis atau diktator, dan ia hidup dalam lingkungan yang relatif sederhana. Namun karena ia mengumpulkan kekuatan tertinggi Romawi, para sejarawan kemudian menyebutnya sebagai kaisar pertama Roma.

Dinasti dan Periode Kekaisaran

Sepanjang sejarah Romawi, terdapat beberapa dinasti utama yang memerintah Kekaisaran Romawi. Setiap dinasti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan Kekaisaran.

Dinasti ini didirikan oleh Augustus dan diikuti oleh penerusnya yang berasal dari garis keluarga Julius Caesar dan Augustus. Kaisar terkenal dari dinasti ini termasuk Tiberius, Caligula, Claudius, dan Nero. Pada masa dinasti ini, Kekaisaran Romawi berkembang secara ekonomi dan militer, tetapi juga mengalami skandal politik yang melemahkan citra kaisar.

Setelah jatuhnya Dinasti Julio-Claudian, Vespasianus mendirikan Dinasti Flavia yang berhasil memulihkan kestabilan di Romawi. Keluarganya memerintah dengan gaya pemerintahan yang lebih militeristis. Kaisar-kaisar seperti Vespasianus dan putranya Titus berhasil menundukkan pemberontakan Yahudi dan membangun kembali Roma setelah kebakaran besar.

Dinasti ini dikenal dengan kaisar-kaisarnya yang adil dan bijaksana, termasuk Trajanus, Hadrianus, dan Marcus Aurelius. Masa pemerintahan mereka disebut sebagai puncak kejayaan Kekaisaran Romawi, ditandai dengan ekspansi besar-besaran dan reformasi hukum serta administrasi yang signifikan.

Dinasti ini dimulai dengan Septimius Severus, yang menguatkan kekuasaan militer dalam pemerintahan Romawi. Namun, setelah pemerintahan singkat Caracalla dan Severus Alexander, dinasti ini runtuh, menandai awal krisis abad ketiga yang melanda Kekaisaran Romawi.